NasionalPendidikan & Kesehatan

SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, Wakili Biak Numfor dalam Workshop Nasional Program Link and Match Dirjen SMK Kemendikbud

BIAK NUMFOR, Papuaglobal.com – Dalam upaya menyelaraskan pendidikan vokasi dengan dunia industri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, menggelar workshop nasional Penyelarasan Program Vokasi Teknik Perkapalan dan Logistik melalui program Link and Match bagi para tenaga pendidik SMK di seluruh Indonesia. Kabupaten Biak Numfor, melalui SMKS YPK 1 Biak, menjadi satu-satunya perwakilan dari Papua yang diundang dalam kegiatan bergengsi ini, di Jakarta, Kamis (10/10) malam. 

 

Kepala Sekolah SMKS YPK 1 Biak, Riana Puspitasarie, S.Pd.Gr.,M.Pd.,M.Si Bersama Ketua Jurusan Teknik Logistik Marlina Siahaan., S.Pd.Gr hadir sebagai delegasi dari Biak dan Papua umumnya. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antara SMK sebagai penyedia tenaga kerja terampil dengan dunia industri yang membutuhkan tenaga kerja siap pakai. Program Link and Match mengedepankan kolaborasi erat antara sekolah dengan mitra industri dalam rangka memastikan lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Dalam kesempatan ini, Dede Syaehumisbah, S.Pd., M.Sc., Perwakilan dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, menyampaikan pentingnya program Link and Match untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia industri.

Kepala Sekolah SMKS YPK 1 Pariwisata Biak Riana Puspitasarie, S.Pd.,Gr.,M.Pd.,M.Si saat bersama tim dari Dirjen SMK Kemendikbudrsitek

“Kami dari Kemendikbud, khususnya Dirjen Pendidikan Vokasi, sedang mengembangkan program Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan kebutuhan industri dengan kesiapan tenaga kerja dari sekolah-sekolah vokasi. Langkah awal yang kami ambil adalah dengan menyelaraskan kurikulum yang ada di sekolah-sekolah SMK,” ujar Dede Syaehumisbah.

Menurutnya, kurikulum yang ada harus mencerminkan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri. Dalam konteks ini, SMK harus mengembangkan capaian pembelajaran yang relevan dengan industri mitra, termasuk elemen-elemen minimal yang harus dikuasai siswa. “Sekolah harus mampu mengemas program yang sesuai dengan kebutuhan industri, agar lulusannya siap bekerja dan dapat bersaing di dunia kerja,” tambahnya.

Khusus untuk bidang logistik dan perkapalan, Dede menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai negara maritim, memiliki potensi besar di sektor perkapalan, meskipun jumlah peminat di bidang ini masih terbilang rendah. “Ternyata banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat di bidang perkapalan. Ini menjadi salah satu fokus diskusi dalam workshop ini,” ujarnya.

Sementara itu, bidang logistik yang semakin berkembang pesat di era Industri 4.0 memiliki prospek yang sangat menjanjikan, terutama dengan meningkatnya permintaan dan distribusi barang akibat maraknya aktivitas e-commerce. Hal ini membuat sektor logistik menjadi salah satu bidang yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, terutama di kawasan industri.

Dede juga menekankan pentingnya kolaborasi antara SMK dan dunia industri. “Untuk mengembangkan SMK di bidang logistik, sekolah tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada kerjasama yang erat dengan dunia industri sebagai mitra utama. Dari situ, kita bisa menganalisis potensi dan perkembangan industri logistik di masing-masing daerah,” jelasnya.

Dalam konteks pengembangan SMK Pusat Keunggulan, program ini diharapkan dapat mempercepat transformasi pendidikan vokasi agar selaras dengan kebutuhan industri. “Sekolah harus membangun brand image dan kepercayaan publik melalui aksi nyata. Dengan demikian, masyarakat akan melihat bahwa sekolah vokasi mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing didunia kerja,” kata Dede.

Melalui program Link and Match ini, diharapkan SMKS YPK 1 Biak sebagai perwakilan dari Papua dapat semakin berkembang dan mampu membangun hubungan yang erat dengan industri logistik maupun maupun perkapalan dan bidang lainnya, serta mencetak tenaga kerja yang kompeten dan siap memasuki dunia kerja. (go).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button