
Papuaglobal.com, Biak – Pelatih Kepala Eite Pro Academy Persik Kediri Fariz Alfarizi mengaku banyak pemain yang cukup potensial. Dirinya mengaku, jauh-jauh datang ke Biak, bukan tanpa tujuan. Sejumlah posisi yang memang menjadi incaran, menurut pengembangan sepakbola usia dini di Biak, ada pemain potensial yang saat ini aktif melakukan latihan melalui pembinaan-pembinaan lokal, yang dilakukan sejumlah sekolah sepakbola.
Fariz bahkan menceritakan kepada para pelatih lokal pembina SSB di Biak, untuk terus menjaga semangat dan juga potensi bakat pemain-pemain muda asal Papua. Diakuinya, tidak banyak peluang seperti ini bisa terulang kembali. Dari 8 anak yang memiliki potensi sangat baik, akhirnya, EPA Persik Kediri siap memboyong empat anak.
“Banyak atlet yang potensial di Biak, dari Direktur teknik tim Persik Kediri memang sudah menargetkan sejumlah posisi pemain yang harus dibawa. Akhirnya ada 4 anak yang dianggap potensial,” ungkap Leonard Randongkir, Koordinator Seleksi EPA PERSIK Kediri di Biak, didampingi Matheus Rumaropen, usai mendampingi pelatih kepala Fariz Alfarizi kembali ke kampung halamannya, Selasa (10/9).
Kata Leonard, saat ini ada empat anak yang berhasil dipilih untuk melakukan training center di Kediri, Jawa Timur. Untuk persiapan bergabung bersama Tim Elite Pro Academy 2024 Persik Kediri. EPA sendiri adalah kompetisi dibawah Liga 1 yang diikuti oleh tim-tim pembinaan yang dilakukan oleh klub-klub yang berlaga pada Liga 1.
“Kami tidak ada kepentingan apa-apa, semua penilaian dilakukan secara profesional oleh pelatih EPA Persik Kediri. Kita hanya mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan mereka,” ungkap Leonard Randongkir.
Diakui, Persik Kediri bisa melakukan tele scouting di Biak bukan tanpa alasan. Sejumlah pemain nasioal untuk kategori usia 16-20 tahun telah memiliki nama, sejumlah anak bahkan telah mendapatkan beasiswa di Cirebon United, yang mana Cirebon United merupakan mitra pembinaan bersama Persik Kediri.
Disisi lain, Matheus Rumaropen berharap Tim EPA dari PSBS Biak juga mempersiapkan tim untuk melakukan telescouting di Biak. Meski begitu dia terbuka, jika ada tim lain yang ingin mencari pemain berbakat lain di Biak.
“Banyak peluang yang bisa mereka raih setelah direkrut nanti untuk bermain di Elite Pro Academy yang akan berlangsung selama lima bulan. Selain itu ada event-event nasional yang bisa mereka siapkan juga seperti Piala Soeratin di Jawa Barat, peluang itu yang bisa kita sambut dengan baik, dimana pembinaan sepakbola di Pulau Jawa cukup baik, dan kami rindukan hal seperti ini, dimana pemain kita tidak lagi mengadu nasib ke Jawa, tapi mereka bisa lakukan scouting langsung di Biak,” terang Matheus.
Sementara itu, Leonard Randongkir berharap kedepan ada perhatian dari Dinas Pemuda dan Olahaga, guna mempersiapkan beasiswa kepada anak-anak ini untuk mendapatkan pembinaan di luar Papua. Sebab, dalam mempresiapkan pembinaan, diperlukan sejumlah atensi dan kerja nyata. (go).