SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, Tanamkan Nilai Demokrasi Pancasila Lewat Pemilihan Ketua OSIS

Papuaglobal.com, BIAK-SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, mengajarkan implementasi nilai-nilai demokrasi pancasila lewat kegiatan pemilihan Ketua Osis. Proses-proses pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Osis ini dilakukan sejatinya mirip dalam proses-proses Pilkada yang lumrah disaksikan oleh masyarakat Indonesia di sepanjang tahun 2023-2024 ini.
Mulai dari pemilihan kandidat, proses orasi, penyampaian visi dan misi, hingga debat kandidat. Ada enam pasangan calon Kandidat Ketua Osis pada sekolah yang memiliki tujuh Kejuruan itu.
Proses pelaksanaan debat Kandidat calon Ketua dan Wakil Ketua Osis disaksikan Kepala Sekolah, Dewan Guru hingga para siswa. Secara tidak langsung proses implementasi demokrasi tercipta pada kegiatan pemilihan tersebut.
Kata Kepala Sekolah SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, Riana Puspita Sarie, S.Pd.,Gr.,M.Pd.,M.Si pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah momen penting dalam kehidupan sekolah. Proses demokrasi dalam pemilihan ini tidak hanya melibatkan para kandidat yang berlomba untuk jabatan, tetapi juga melibatkan seluruh anggota sekolah yang berhak memberikan suara. Suara demokrasi ini merupakan representasi dari kehendak dan aspirasi para siswa, sekaligus menjadi cermin dari karakter mereka sebagai pelajar Pancasila.

Lanjut Riana, proses pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Osis ini sudah berlangsung dalam sepakan terakhir. Pada hari Senin (30/9) hingga tiga hari kedepan, para kandidat dipersilahkan melakukan proses kampanye di sekolah. Memperkenalkan secara lebih dalam kepada para pemilihnya, di kelas-kelas.
Para kandidat juga ditanamkan untuk tidak saling sikut menyikut, menjauhi Jajan Politik (Money Politic), tidak menjelekkan satu pasangan dan pasangan yang lain, ataupun tindakan yang tidak mencerminkan demokrasi lainnya. Para kandidat juga diminta untuk menampung aspirasi dari para siswa dalam porses orasi mereka nantinya.

Dalam pelaksanaan debat pun terlihat, para kandidat memperkanlakan diri, dan juga visi dan misi masing-masing pasangan calon. Program jangka pendek hingga program jangka panjang, layaknya debat-debat pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Pemilu sebelumnya.
Mereka pun diminta untuk menyusun konsep kerja, dan juga mempersiapkan pertanyaan yang memicu debat antar pasangan calon. Para siswa dan dewan guru pun tidak ketinggalan melemparkan masalah dan para kandidat diminta untuk menjawab dan memberikan solusi dari masalah yang dihadapi.
“Pemilihan Ketua OSIS yang dilakukan melalui proses demokrasi memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan keputusan. Melalui pemilihan ini, siswa diajak untuk berpikir kritis, mengevaluasi, dan memilih calon pemimpin yang dianggap mampu mewakili aspirasi dan kepentingan siswa secara luas. Suara mereka menjadi manifestasi dari semangat demokrasi yang harus dijunjung tinggi sebagai wujud dari sikap mencintai tanah air dan bangsa, serta sekolah,” pungkas Riana. (go).